Liburan Hari Raya, seperti Idul Fitri atau Idul Adha, seharusnya menjadi momen penuh sukacita, silaturahmi, dan ketenangan batin. Namun kenyataannya, banyak orang justru mengalami stres saat lebaran—mulai dari tekanan sosial, kelelahan fisik, hingga beban finansial. Bagaimana cara mengelola stres agar tetap sehat secara mental selama liburan ini?
1. Kenali Pemicu Stres Lebaran
Sebelum bisa mengelola stres, penting untuk mengenali sumbernya. Beberapa pemicu umum meliputi:
-
Tuntutan sosial untuk tampil "sempurna" di hadapan keluarga besar
-
Beban keuangan akibat belanja, mudik, dan hadiah
-
Konflik keluarga yang muncul kembali saat berkumpul
-
Keletihan fisik karena jadwal yang padat dan kurang istirahat
Dengan menyadari sumber stres, kamu bisa lebih siap secara mental untuk menghadapinya.
2. Tetapkan Batasan yang Sehat
Tidak semua ajakan harus dipenuhi, dan tidak semua pembicaraan harus diladeni. Tetapkan batasan seperti:
-
Menolak pembicaraan sensitif (misalnya soal jodoh, karier, atau anak)
-
Membatasi waktu kunjungan jika kamu merasa lelah
-
Memberi ruang untuk waktu pribadi, meski hanya 10–15 menit per hari
3. Prioritaskan Istirahat dan Makanan Seimbang
Kurangnya tidur dan pola makan yang berantakan bisa memperparah stres. Cobalah:
-
Tidur cukup meski jadwal padat
-
Minum air putih yang cukup
-
Seimbangkan makanan berat dengan buah atau sayur
-
Hindari kafein berlebihan dan minuman manis
4. Atur Harapan dan Jangan Membandingkan Diri
Media sosial sering memperlihatkan gambaran "lebaran sempurna", padahal setiap keluarga punya dinamika yang berbeda. Bandingkan dirimu hanya dengan dirimu sendiri, dan sadari bahwa:
-
Tidak semua kebahagiaan perlu dipamerkan
-
Tidak apa-apa jika liburanmu tidak berjalan "ideal"
5. Ambil Waktu untuk Diri Sendiri
Meskipun liburan adalah waktu untuk berkumpul, kamu tetap butuh waktu untuk recharge. Cobalah:
-
Jalan pagi sebentar sendiri
-
Meditasi atau journaling 5–10 menit
-
Mendengarkan musik favorit dengan headphone
6. Jangan Ragu untuk Minta Bantuan
Jika stres terasa berat atau terus berlangsung bahkan setelah liburan, pertimbangkan untuk:
-
Bicara dengan teman dekat atau pasangan
-
Konsultasi dengan psikolog, baik secara langsung maupun online
Mencari bantuan bukan tanda kelemahan, tapi bentuk kepedulian terhadap kesehatan dirimu sendiri.
Lebaran adalah waktu yang penuh makna, namun bukan berarti bebas dari tekanan. Dengan mengenali pemicu, menetapkan batasan, menjaga kesehatan fisik, dan tidak menuntut kesempurnaan, kamu bisa mengelola stres saat lebaran dengan lebih bijak. Jadikan liburan sebagai momen untuk lebih terhubung dengan diri sendiri dan orang-orang terdekat—tanpa harus mengorbankan ketenangan mentalmu.