“Aku Lelah, Tapi Nggak Tahu Kenapa”
Kalimat ini mungkin terdengar familiar bagi banyak Gen Z. Lelah, tapi bukan karena kerja fisik. Cemas, tapi nggak bisa menjelaskan alasannya. Merasa sendirian, walaupun punya banyak teman di media sosial. Ini bukan drama. Ini realita. Semakin banyak anak muda hari ini yang mengalami tekanan mental yang nyaris tak terlihat — tapi sangat terasa.
Kenapa Banyak Gen Z yang Gampang Stres?
-
Tuntutan Jadi “Sukses Sejak Dini”
Seolah-olah kalau belum punya karier, bisnis, atau pencapaian hebat di usia 20-an, hidupmu dianggap gagal. Padahal, tumbuh itu proses. Bukan lomba cepat-cepat sampai garis akhir. -
Terlalu Banyak Suara dari Luar
Tips sukses, standar kecantikan, gaya hidup sehat, sampai cara pacaran — semua berseliweran tiap hari di TikTok dan Instagram. Belum lagi komentar orang lain yang kadang bikin ragu sama diri sendiri. -
Kurang Waktu untuk Diri Sendiri
Hidup serba cepat bikin banyak orang lupa istirahat. Bahkan ketika lagi sendiri pun, pikiran tetap sibuk — mikirin tugas, overthinking, atau scrolling sampai lupa waktu. -
Sulit Cari Tempat Aman untuk Cerita
Nggak semua orang punya orang tua yang paham. Nggak semua teman bisa dipercaya. Banyak Gen Z akhirnya milih diam. Tapi diam itu menyiksa.
Apa yang Bisa Dilakukan (Dan Boleh Pelan-Pelan)
-
Validasi Perasaanmu Sendiri
Kamu nggak harus selalu kuat. Kamu boleh merasa lelah, bingung, takut, atau kecewa. Perasaan itu valid dan layak didengarkan. -
Kurangi Tekanan dari Dunia Maya
Follow akun yang bikin tenang. Mute kalau perlu. Kamu nggak harus tahu semua hal. Kamu nggak harus ikutin semua tren. -
Cari Teman Bicara yang Aman
Entah itu sahabat, konselor sekolah, atau platform online yang menyediakan ruang curhat — kamu pantas punya tempat buat didengar. -
Jaga Tubuh, Karena Itu Ngaruh ke Pikiran
Tidur cukup, makan bergizi, dan olahraga ringan itu basic, tapi sering dilupakan. Padahal, mental butuh tubuh yang dirawat juga.
Kamu Tidak Gagal, Kamu Sedang Bertumbuh
Jangan biarkan dunia membuatmu percaya bahwa kamu kurang hanya karena kamu belum “sampai”. Hidup bukan lomba. Kamu nggak harus selalu tahu arah. Yang penting, terus bergerak — meski pelan. Dan kalau capek, istirahat, bukan menyerah.
Related Post:
FOMO: Takut Ketinggalan atau Lupa Nikmatin Hidup Sendiri?
Kesehatan Mental di Zaman Digital: Jangan Biarkan Pikiranmu Terkungkung
Tips Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital
Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Generasi Muda
Haters: Cermin Kebisingan atau Ujian Ketenangan?
Merawat Pikiran Seperti Merawat Tubuh: Kesehatan Mental Adalah Prioritas
Kesehatan Mental Remaja yang Beranjak Dewasa: Tantangan dan Harapan
Remaja Menuju Dewasa: Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Perubahan
Saat Remaja Menjadi Dewasa: Merawat Mental di Tengah Kegelisahan
Menjadi Dewasa: Lebih dari Sekadar Usia
Kesehatan Mental dalam Relationship: Cinta Sehat Dimulai dari Diri Sendiri
Hubungan Sehat Dimulai dari Mental yang Sehat
Overthinking: Ketika Pikiran Tak Pernah Diam
Overthinking: Musuh Dalam Pikiran Sendiri
Takut Akan Masa Depan: Wajar, Tapi Jangan Biarkan Membekukan Langkah
“Kenapa Aku Nggak Baik-Baik Saja?” — Suara Hati Gen Z yang Sering Terabaikan
Kesehatan Mental Gen Z: Di Balik Layar yang Terlihat Bahagia